Skip to main content

Pasangan, Pentingkah?


Sudah lama sejak post terakhir (itupun hasil copas dari orang :v), akhirnya kembali ada niat untuk menulis lagi. Terdaftar di sebuah portal opini yang cukup besar ternyata tidak juga menimbulkan niat yang tinggi untuk menulis berbagai opini, meskipun sebenarnya di portal tersebut dibayar. Tapi tetap saja aku masih belum antusias untuk menulis di portal tersebut. 

Aku mau semacam curcol sedikit. Jadi kemarin, aku mengikuti event alumni dari kampus ku yang dulu. Semacam perayaan menyambut Natal, atau disebut Advent. Ibadah berlangsung hikmat, dekorasi nya bagus, Paduan Suara nya juga bagus(*terutama lagu pertama :)). Kemudian  berlanjut ke acara hiburan, di susul Makan bersama dan di akhiri dengan Sesi Foto per Angkatan/Stanbuk.

Setelah Sesi Foto per Angkatan itu, karena kita sekarang di jaman milenial, dilanjutlah ke sesi foto bebas. Dan disinilah awal mula nya. Sebenarnya aku cuma duduk manis di bangku gereja itu. Melihat keramaian, melihat yang berfoto dengan teman, dengan "geng", dengan perkumpulan yang memiliki nama keluarga yang sama .

Sampai satu orang teman ku datang menghampiri dan bilang "tok, ayo foto". Buat yang belum tau, Ito/Itok itu adalah sebutan/panggilan dalam suku batak kepada lawan jenis nya yang memiliki nama keluarga yang sama(se-marga). Dan saat itu ku sanggupi. Jadi saat itu aku berfoto dengan teman-temanku yang memiliki nama keluarga yang sama.

Cekrek cekrek, jadi lah foto itu. Setelah itu, salah satu temanku itu tiba-tiba nyeletuk. "Tok, dia udah ada pasangannya, kau kapan?". Mendengar pernyataan itu, aku pun spontan tersenyum sambil ku jawab secara diplomatis "Ga tau, belum waktu nya mungkin".

Tapi kalau dipikir-pikir, kenapa ya? kenapa punya pasangan itu jadi sebuah keharusan dan hal utama, apalagi saat ada di sebuah event. Aku bukan nya mau menyalahkan temanku yang menanyakan hal itu, bukan. Tapi apa itu(pasangan) penting?

Kalau boleh jujur, untuk sekarang itu masih belum terlalu penting buat ku. Beberapa hal yang mendasari itu misalnya aku masih susah dalam hal manajemen waktu. Sementara kalau kau udah punya pasangan, minimal kau harus bisa menyisihkan waktu buat pasangan mu. Kedua, aku masih punya duniaku sendiri. Aku mungkin tergolong orang yang maniak akan game(Apalagi DoTA). Dikarenakan hal tersebut, cukup sulit juga untuk membagi waktu. 

Like Juggernaut said: There's a fine line between bravery and stupidity. In this case, we can use: There's a fine line between You Want or You Need
Kembali ke pertanyaan di atas, seberapa penting punya pasangan itu? Kira-kira kau ingin pasangan yang seperti apa? atau kau butuh pasangan yang gimana? Well, kalau menjawab itu, kayak nya aku belum siap. Aku masih belum siap untuk selesai dengan dunia ku dan setidaknya aku masih harus memperbaiki kualitas hidupku.  Saat ini mungkin aku masih menjadikan memiliki pasangan sebagai hal yang non-prioritas, bahkan untuk masuk ke fase menginginkan sebuah pasangan pun belum, yang nanti nya berujung pada butuh pasangan.

Intinya, aku masih ingin menjadi individu merdeka kalau kata seringai hahaha. Dan karena sekarang bulan Desember, aku mau ngucapin Selamat Natal & Selamat menjelang Tahun Baru 2018. Lebih bagus ku ucapkan sekarang, karena belum tentu nanti aku sempat menulis lagi sebelum Tahun 2017 ini berganti.

Harusnya aku ga perlu ribet-ribet nulis ini, wong gak penting juga wkwkwk. Woi!!!! Kok di stop find match? Bentar lah coy, kurang 1 orang lagi *Lanjut main DoTA

Comments

Popular posts from this blog

Kerjaan & Bosan Dota

Well well well. Karena hari ini jatuh di tanggal 1 Oktober, so gue mau bilang welcome October. Sekarang gue mau berbagi sedikit mengenai kehidupan gue setelah diterima kerja. Yoi dong bro, seperti yang kalian tahu, di post sebelumnya, gue cerita tentang 2 hal, yaitu dapat arcana item di game DoTA 2, dan diterima kerja sebagai sys admin, yaahh sesuai dengan apa jurusan saya saat kuliah lah. Oke, yang pertama, gue mau cerita soal kerjaan di kantor baru. Sebenarnya sih ya seperti biasa ya, banyak orang baru, ilmu baru juga. Untuk pertama-tama, gue dikasih pilihan sama supervisor(selanjutnya akan disebut spv ) gue, mau belajar hal baru dulu, atau implementasi ilmu yang mungkin gue udah tau(meskipun sedikit). Kalo belajar hal baru, gue di kasih tawaran untuk megang perangkat seperti seperti Juniper, Fortigate, atau Mikrotik. Hmmm, jujur menarik sih, yang selama ini cuma liat-liat di gugel doang, cuma denger nama-nama itu pas dosen menjelaskan kuliah, sekarang bisa utak-atik langsung pera

Hanya Tersentuh Membaca Ini

Pagi tadi, saya membaca kabar tentang Fidelis Ari, seseorang yang sesungguh-sungguhnya suami. Ia rela menanam ganja, melanggar hukum di republik ini untuk menolong istrinya yang dilanda penyakit langka. Ejaannya pun susah kita lafalkan: Syringomyelia. Wikipedia menjelaskan bahwa penyakit ini merujuk pada tumbuhnya kista dalam sumsum tulang belakang. Kista ini bisa bertambah luas dan memanjang. Pada tingkatan tertinggi, dampaknya pada kelumpuhan dan nyeri yang hebat. Penderita  pula akan kehilangan kemampuan merasai panas dan dingin. Peluang sembuhnya sangat tipis. Sejak istrinya didera penyakit, Fidelis telah menempuh banyak cara, menghalau rasa sakit dengan beribu upaya. Ia telah ke sejumlah rumah sakit di tempat ia tinggal, di Sanggau, Kalimantan Barat. Dia juga ke terapis, hingga ke pengobatan alternatif, tapi hasilnya nihil. Pun ada keinginan untuk membawa istrinya berobat ke Pulau Jawa, tapi tak diizinkan dokter karena jantung istrinya, Yeni Riawati yang lemah. H